Blog Asik
Jangan lupa RSS meimiaw :)
Bookmark
di Browser kamu
Punya pertanyaan?
Kirim email ke Mei!

Selasa, 28 Agustus 2012

Plasebo Pendidikan

2 komentar
Hey guys, pengen sharing sesuatu nih. Hmm sebelumnya perkenalkan, nama saya Meiria Kurnia Utami saat ini saya duduk di kelas XII IPS A disalah satu Sekolah Favorit di Bumi Rafflesia, Kota Bengkulu. Saya orangnya biasa-biasa aja. Well guys, mungkin kalian bertanya2 gambar apa aja sih diatas? maksudnya apa? dan apa hubungannya dengan judul posting? Gambar2 diatas adalah gambar prestasi Mei dikancah Nasional bersama temen2 Cyber KIR di tahun 2012. Gambar yang pertama itu merupakan Juara 1 Nasional pertama yang didapatkan. Lombanya di Depok kerjasama STEI SEBI dengan Pemerintahan Depok samaaa (aah lupa banyak soalnya -_-" )... Alhamdulilah seneng banget bisa meraih Juara 1, bawa harum nama almamater sekolah dan daerah. Apalagi dari Bengkulu merupakan satu2nya perwakilah dari Sumatra yang masuk 12 besar Nasional tuk bertanding di Depok. Gambar kedua merupakan prestasi nasional kedua mei bersama temen2 Cyber KIR di FISIP UNAIR. Waktu itu lomba karya tulis ilmiah, alhamdulilah lagi2 sekolah kami merupakan satu2nya perwakilan dari Sumatra yang masuk 10 besar Nasional untuk presentasi dengan Dewan Juri di FISIP UNAIR. Dan gambar yang terakhir adalah "THE END?"...... Kenapa "THE END?". Good Question guys. Karena saya dkk saya seperti sudah patah hati sama carut marut pendidikan didaerah kami. Huff penuh dengan plasebo dan birokrasi. ckckck. Sudah banyak kekecewaan kami terhadap oknum2 pendidikan. Bayangkan aja, bawa nama sekolah ke kancah nasional...TAPI pake dana pribadi semua.. Dari uang pendaftaran , tiket PP, penginapan, konsumsi, transportasi, BAHKAN uang pembinaan guru pendamping semuanya siswa yang menampung. Sekolah? Ah sekolahku terlalu miskin untuk bayar pendaftaran, apa lagi yang lain-lain. sangat menyebalkan dan mengherankan. Ga habis pikir, bayangin aja dengan uang SPP yang mencapai ratusan ribu rupiah yang dibayarkan siswa yang lebih dari 700an tidak mampu membayar uang pendaftaran lomba? ow..ow...ow... Bukan hanya itu, mau latihan untuk persiapan lomba aja dihalangi2... Ada banyak alasan, seperti ruangan ga bisa kasih pinjamlah, dicap anggap remeh KBMlah, dll... Alhasil kami pun harus rela pulang malam selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu setiap harinya karena menunggu waktu pulang sekolah jam 4 sore. Well, karena ada dukungan dari teman2 SOS, KIR, dan keluarga serta Pak Lasmansori yang selalu setia mengajari dan memotivasi agar tidak pantang menyerah dalam setiap tantangan. Kami bisa melalui itu semua. Dan, alhamdulilah Tuhan mendengarkan doa kami. Terima Kasih ya Allah. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sepertinya Pemerintah tidak peduli dengan para pelajar seperti kami. Kami yang dijanjikan oleh Kepala Sekolah akan diganti biaya yang kami keluarkan hanya angin lalu. Bahkan piala2 kami diambil oleh sekolah. WHAT THE HELL? Tentu saja kami menolak, tapi karena something. Dengan terpaksa kami menyerahkan piala2 kami kepada sekolah (walau masih antara ikhlas dan tidak ikhlas). Kami berharap kepada teman2 dan adek kelas yang melihat piala2 tsb jadi termotivasi tuk berprestasi juga. Walau kami mengakui kami belum apa2 dengan para pelajar yang dapat medali Olimpiade seperti OSN, O2SN, FLS2N, OPSI, NSDC..... Yang membuat kami lebih patah hati dan kecewa adalah janji Bapak XXX Bengkulu yang akan memberikan kami penghargaan, penggantian uang , dan beasiswa atas prestasi kami. Awalnnya senang bangettt,, kami berfikir masih ada yang menghargai kami. Tapi, lagi2 itu cuma plasebo aja... Sampai detik ini pun ga da tanda-tanda realisasi beliau. Yah, akhirnya kami ngelus2 dada aja deh :D haha... Benar kata Pak Lasman, kalau hidup itu perjuagan, dan semoga kegagalan-kegagalan kami tidak memadamkan semangat kami tuk tetap berprestasi demi orang yang sayang dan peduli dengan kami :') Dengan adanya tulisan ini kami berharap semoga hal ini tidak berlangsung lama dan kami dapat meraih cita2 kami :) aminn Cerita pelajar lain yang senasib, dari F.A Brian G.P Peraih Medali Emas OPSI 2011 http://pisangkroak.blogspot.com/2012/05/medali-berkarat.html#comment-547565102 # Meiria Kurnia Utami ( cita2 jadi dosen yang bisa mendirikan sekolah jalanan yang berkualitas) Rahfet Anggio (cita2 jadi Duta Indonesia untuk Korea Selatan) Chairani Diningrum (cita2 jadi Polwan) Gita Novianti Suliawan (cita2 jadi International PR) Rizky Nugraha (cita2 jadi Politikus) PS. Kami pelajar yang mempunyai semangat api dan tekad baja untuk menggapai mimpi. Bagaimana denganmu sobat?

2 komentar:

Kamis, 23 Agustus 2012

Jangan Bergantung Kepada Selain Allah

0 komentar
Jika yang menghidupkan, yang mematikan, dan yang memberi rejeki itu adalah Allah, lalu mengapa harus ada rasa takut kepada sesama? Menurut hemat saya, yang membuat kesuntukan dan kegusaran itu adalah sikap bergantung kepada orang lain, keinginan mencari simpati mereka, keinginan untuk dipuji, dan keinginan untuk dicela. Padahal ini merupakan kelemahan dalam bangunan tauhidnya. Kuharap engkau bersikap manis walaupun kehidupanmu demikian pahit. Kuharap engkau ridha walaupun orang lain murka. Jika cinta-Mu membara, maka semua yang lain adalah ringan. dan semua yang ada di atas tanah itu adalah tanah.

0 komentar:

Jumat, 17 Agustus 2012

Sudah pudarkah rasa patriotisme generasi muda kita sekarang ini?

0 komentar
INDONESIA mendengarnya saja bulu roma di tubuh ku berdiri. Satu kata satu arti terdapat didalam kata Indonesia berjuta-juta impian terdapat di kata Indonesia. Indonesia ku tanah air ku. Tempat aku dilahirkan. Berjuta-juta impian dan harapan terwujud saat aku mendengar kata Indonesia. Di Negri ini aku menggantungkan berbagai keinginan, harapan dan tujuan. Keinginan untuk menjadikan indonesia sebagai negara yang menciptakan kedamaian, ketentraman, kesejahteraan bagi semua kalangan. Baik itu kalangan dari lapisan bawah hingga lapisan atas, tidak memandang dengan jabatan, tahta, dan harta. Tapi melihat dengan nilai keadilan. Keadilan untuk semua masyarakat indonesia yang haus akan keadilan. Harapan agar indonesia lepas dari ketergantungan hutang-hutang dari negara lain, harapan agar indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju. Harapan agar terwujudnya nilai nasionalisme di masyarakat yang kian hari kian pudar karena adanya ideologi dari negara lain. Nasionalisme = Lebay? “Ih lebay…” Sergah salah saeorang teman tiap kali saya meneteskan air mata manakala sang saka dinaikkan. Melihatnya berkibar adalah kebanggaanku. “Lebay!” saat saya terisak melihat patriotisme di film kemerdekaan. “Lebay!’ manakala air mata saya kembali berlinang di tengah perjalanan mudik. Menyaksikan keindahan panorama kampung halaman… “Lebay! Lebay! Lebay!” Lagi dan lagi. Dan akhirnya penulis bosan mendengarkannya. Rasa-rasanya setiap kali bersikap heroik, ujung-ujungnya teman berkata “Ih, mbag lebay…” Fakta ini acap dialami penulis. Seorang teman se kampung yang kerap mengatakan demikian. Penulis pun jadi menyimpulkan sendiri makna kata lebay itu sendiri, yang tadinya tidak memahami apa maksudnya, sedikit mendapatkan penerangan maknanya seperti apa. Sampai akhirnya penulis sangsi, apa yang selama ini dianggap sebagai rasa nasionalisme tiba-tiba rasa itu diketahui hanya sebagai sebentuk kelebayan semata. Penulis malah berdalih, atau jangan-jangan memang rasa nasionalisme di kalangan pemuda saat ini sudah bergeser makna dan bentuknya. Rasa yang dahulu diagung-agungkan, kini hanyalah seonggok perasaan lebay semata. Nanar memang. Saya bertanya dalam hati. Jika khidmat mengikuti prosesi kenaikan sang saka dikatakan lebay, jika jiwa menangis manakala menonton patriotisme kemerdekaan dikatakan lebay, apa sesungguhnya yang dinamakan nasionalisme? Seperti apa sebenarnya rasa nasionalisme itu seharusnya? Pudarnya Rasa Nasionalisme Pemuda Tidak ada yang menyangkal jika spirit nasionalisme pemuda era reformasi kian memudar. Tentu, di sini penulis merasa tidak perlu mengurai apa penyebabnya. Sudah bukan jamannya lagi mencari kambing hitam, saatnya kita membunuh kambing hitam dengan mencari solusi dan pemecahannya guna mengharu-birukan kembali semangat nasionalisme pemuda. Terang, yang dibutuhkan adalah olah gagasan, ide untuk berpikir dan bergerak supaya spirit nasionalisme itu tumbuh. Spirit adalah mentalitas. Tak dapat dipungkiri membangun mentalitas nasionalisme itu tidak mudah. Perlu usaha keras dan kerja cerdas. Mentalitas adalah barang mahal yang tak gampang diperoleh. Sementara mentalitas ini adalah akar dari gerakan nasionalisme. Hal ini sangat fundamental. Di samping sistem tentu spirit dan rasa nasionalisme yang membangun mentalitas ini akan menentukan action kita di lapangan. Adapun upaya untuk membangun mentalitas ini bisa dilakukan dalam berbagai cara, dua diantaranya adalah sebagai berikut: Change Our Mind (Paradigm) Beberapa tahun belakangan ini pasca bergulirnya reformasi, hilir mudik paradigma yang berkeliaran di depan kita penuh dengan bahasa-bahasa negatif. Pencitraan terhadap bangsa sendiri tak berimbang, terlalu condong melulu soal keburukannya. Bangsa Indonesia, di semua lini seolah adalah gelap, hitam dan pekat. Setetes embun prestasi bahkan tak lantas menyejukan. Merujuk pada semua lini, kita tak habis-habisnya mencerca diri sendiri. Awal wacana ini merebak, penulis heran sendiri, kok ada ya bangsa yang gemar menghina diri sendiri. Penulis pikir suatu saat kelak, ini akan mengenai self-esteem kita, yang tentunya bisa membunuh rasa percaya diri kita. Inilah masalah terbesar kita, kerapuhan mentalitas. Jangankan spirit nasionalisme akan tumbuh kembang, kepercayaan akan diri sendiri saja berasa rumit nian diperoleh. Menumbuhkan spirit nasionalisme berarti membangun mentalitas. Membuang jauh-jauh rasa rendah diri, bahasa-bahasa negatif dan merubah mind-set adalah hal pokok yang musti dilakukan. Pada semua bidang, utamaya ranah pendidikan aksi-aksi ini wajib digulirkan. Mengingat ranah ini adalah sekolah pertama bagi generasi muda. Jika kita salah mendidik rasa nasionalisme,,sampai kapanpun itu akan tetap menjadi kesalahan. Indonesia harus disampaikan sebagaimana Indonesia mengharapkannya. Ada perbedaan dalam cara menyampaikan. Bahasa positif akan membentuk perbedaan karakter dari sekedar umpatan negatif. Caranya kita bukan mereduksi fakta di lapangan, melainkan fakta negatif kita jadikan sebagai pembanding dan informasi atau membuat pola studi kasus untuk bahan ajar generasi muda. Jangan lantas kita memperlihatkan inilah Indonesia yang penuh dengan keterpurukan tanpa pernah kita memotivasi mereka memperbaikinya. Jiwa suci mereka otomatis akan ditumbuhi rasa pesimis mendalam. Artinya, setiap nasehat harus ada kesimpulan yang membuat mereka bangga dan mau bergerak atas nama nasionalisme. Berpikir positif akan membuat hidup kita lebih baik dan mengundang keajaiban tak terduga. Modal positive thinking akan membangkitkan kemampuan melihat setiap tantangan menjadi peluang. Tantangan adalah momentum untuk bergerak. Sehingga spirit tetap ada dan langgeng bagaimanapun tantangan setiap jamannya. Think Globally, Act Locally Salah satu indikasi nyata ada tidaknya semangat nasionalisme adalah perilaku kita. Wacana yang rame-rame digulirkan untuk mencintai produk Indonesia adalah sebagai bentuk gerakan nasionalism. Namun apakah jalan tersebut efektif? Atau kita kembali mencintai Indonesia baru setelah ada negara-negara lain yang melecehkan bangsa kita? Tuluskan rasa nasionalisme seperti demikian? Tak bisa kita nafikan, itulah kita. Kita yang masih lebih bangga menggunakan produk luar, lebih bergengsi dengan gaya hidup western, atau label import lebih memikat kita. Penulis akui, itulah kita. Rasanya tak bijak juga jika kita serta merta memutusnya selama belum ada solusi terbaik. Penulis seringkali menggembor-gemborkan spirit nasionalisme yang berbasis falsafah universal. Ambilah falsafah dari negeri manapun yang menurut kita baik, lalu kembangkan apa yang didapat itu sesuai dengan pola kekayaan lokal kita. Bukanlah sebuah dosa jika kita memunguti falsafah orang lain untuk memodernisasi ekonomi, budaya, sosial dan kepemimpinan lokal Indonesia. Hawa dan bau modern ternyata jauh lebih disukai oleh kalangan muda. Balutan busana modern pada lini-lini di atas bisa memicu dan memotivasi kreativitas generasi muda. Kita tidak diharapkan mengurung diri dalam wacana nasionalisme yang sempit. Menutup diri dari pusaran peradaban dunia sama saja bunuh diri di tengah perjuangan. Seorang nasionalis yang mampu berpikir terbuka , berprestasi, berwawasan kebangsaan dan bergerak untuk memajukan kekayaan lokal adalah harapan dari poin ini. Berpikir modern di situs lokal, think globally act locally. Kedua poin ini pada dasarnya bergerak di tataran individu. Lebih khusus lagi, ada dalam dada setiap masing-masing rakyat Indonesia. Sangat abstrak memang, tapi ini adalah key poin yang sifatnya sangat fundamental. Buktinya, banyak sekali lahan yang bisa mengIndonesiakan diri kita. Akan tetapi ternyata itu tak lekas medorong kita menjadi Indonesia sejati. Selama ini yang dibangun dan terbangun adalan sistem dan tuntutan menjadi Indonesia bukan mentalitas. Sekali lagi spirit adalah mentalitas. Tanpa mentalitas nasionalisme yang kokoh tentu semua akan sia-sia. Sistem yang kokoh, model ekonomi kebangsaan, tak bisa berbuat banyak tanpa spirit dan rasa nasionalisme pelakunya, tanpa mentalitas pembangunnya. Nasionalisme itu letaknya di hati. Bukan di atas sang saka-merah putih, mengelilingi di upacara bendera setiap senin pagi, pada penggunaan bahasa Indonesia, apalagi hanya sekedar pada produk-produk Indonesia. Symbol adalah bentuk nasionalisme sederhana. Ia tersimpan rapi di hati setiap rakyat Indonesia, yang setiap saat bisa membangunkan macam Asia dengan ketajaman taringnya. Nasionalisme itu didadaku.

0 komentar:

Kisah Kasih OPSI 2012 (Part I)

0 komentar
OPSI alias Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. OPSI sendiri merupakan ajang wahana pengembangan dan kompetisi tingkat SMA/sederajat Se-Indonesia dalam bidang penelitian, baik yang bersifat pengungkapan (discovery) maupun penemuan (invention). OPSI sendiri dibagi menjadi 3 bidang lomba berdasarkan focus kajiannya, yaitu : Sains dasar (MM, Fisika, Kimia, dan Biologi), Sains Terapan (Ekologi, Mesin dan Elektronika, Informatika,Kesehatan, Pertanian, dan Pangan), IPS dan Humaniora (Ekonomi dan Manajemen, Sejarah dan Kebudayaan, Humaniora, Pendidikan dan Psikologi, Sosiologi dan Antropologi). Well, itulah OPSI sebuah olimpiade yang kunantikan selama setahun belakangan ini. Sebenarnya udah tahu ada OPSI itu sejak Juli 2011 pas baru masuk TA baru dari tetangga sebelah sekolah sebut aja namanya Boy. Hehe… ngeliat poster OPSI 2011 itu rasanya pengen coba ikutan buat kti… dan berhubungan Mei IPS jadi pengen coba bidang IPS dan Humaniora gitu…. Cuma dulu itu jadi khayalan belaka, saat ngadap sama Pembina KTI di sekolahku (Bapak Kura-kura ninja) aku ditolak mentah2. Tahu ga alasannya apa? Mei ditolak karena alasan BUKAN ANAK KIR dan IPA.. What the Hell, rasanya sakit banget. Itu merupakan diskriminasi pertama yang kuterima sejak resmi di kelas XI IPS A. Sampe di rumah jadinya nangis, apa sih salahnya IPS? Kan di OPSI sendiri ada bidang IPS… Lalu kenapa harus jadi anak KIR kalau mau ikutan KTI? Jadi yang bukan punya kemauan aja yang bisa ikut? Kan masih ada kesempatan buat mencoba. Memikirkan itu semalaman sambil nangis sendirian dikamar (kebetulan di rumah Cuma ada aku sama nenek, ortu di Surabaya waktu itu). Waktu demi waktu pun berlalu akhirnya pas masuk semester 4, mei pun mutusin buat gabung sama KIR. Sebelum gabung itu udah belajar sedikit demi sedikit ttg KTI. Dan ternyata kegiatannya Cuma ngobrol doank dan si Bapak Kura-kura ninja itu ga pernah ngelatih (dalam hati berarti itu org makan gaji buta donk #upsss hehe). Tapi untunglah nemuin seorang Super Hero Pak Lasmansori alias Bapak Stem Cell hhehe. Beliau kemarin yang jadi Pembina waktu Mei dkk lomba debat di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali. Sama bapak Stem Cell akhirnya mei di arahin buat ikutan LKIR LIPI (Lomba Karya Ilmiah Remaja Lembaga Ilmu Pendidikan Indonesia klu ga salah kepanjangannya). Di LKIR LIPI itu pertama kalinya buat KTI bidang IPS dan Kemanusiaan. Waktu itu judul KTI ku “Tren Galau Remaja di Situs Jejaringan Sosial Faceboo”. Sebenernya mei buat itu krn mei termasuk dalam orang yang suka galau wkwkwk. Ga nyangka ternyata Cuma Mei sama Kiki dari Provinsi Bengkulu yang masuk sampe tahap 3. Gagal ke tahap empat. (Gpp alhamdulilah ada penggantinya kemarin dapet juara 1 LKTI di FISIP UNAIR bidang Antropologi waktu itu, hehe). Nah setelah habis ngerjain KTI LIPI mei, gita, dan kiky udah mulai survey di SMAN 2 Bengkulu. Melihat2 siapa aja dan apa aja ciri2 pelajar yang kecanduan Hallyu (Demam virus KPOP). Karena trauma dari tahun lalu yang kagak bisa ikutan karena BUKAN ANAK KIR dan IPA. Mei pengen buktiin bahwa ANAK IPS yang suka dipandang SEBELAH MATA tetep bisa berprestasi. Bersambung ke kisah kasih OPSI 2012 (Part II)

0 komentar:

Selasa, 14 Agustus 2012

Wajib di bacaaaaa :D hehe

0 komentar
Teman-teman, Motivasi sangat penting bagi kehidupan. Motivasi menumbuhkan gairah hidup, keinginan, dan semangat yang membuat manusia mampu bergerak, bergerak dan bergerak. Manusia seperti sebuah sepeda, yang hanya bisa berjalan lurus dan maju jika terus dikayuh. Itulah pentingnya motivasi. Kesuksesan hanya terasa jika sesuai dengan motivasi yang kita bangun, keberhasilan hanya berharga jika sama dengan motivasi yang kita bina. Dan tanpa sadar terkadang motivasi itu berasal dari orang-orang disekeliling kita. Bagi anda yang tengah mencari motivasi ketika anda sedang terjatuh maupun terluka, berikut ini ada beberapa motivasi yang saya ketahui dari orang2 disekitar saya... 1. Hanya orang hebat yang terdorong dan berusaha sekuat tenaga untuk membuat orang berkata "Ya" saat mereka ingin berkata "Tidak". 2. Risiko terbesar dalam hidup ini adalah tidak mengambil resiko sama sekali. 3. Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah. 4. Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjauangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu. Berusahalah terus! 5. Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda. 6. Seorang bijak berujar. “Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan. 7. Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali. 8.Kebanyakan orang sukses adalah yang mampu menggunakan imajinasi pikirannya, menerawang kedepan, membuat gambaran-gambaran dengan semua rinciannya, menambal sulam semua kekurangan, mencoba melaksanakannya, dan terus mewujudkannya. 9. Sering kali ketika kita gagal dan kehilangan harapan kita berfikir bahwa ini adalah akhir dari segalanya. Ingatlah sobat, diatas Tuhan tersenyum kepadamu dan berkata, "Tenanglah sayang, aku punya sesuatu yang lebih baik untukmu nanti. Bersabarlah." 10. Perbedaan antara orang sukses dengan orang-orang biasa adalah bukan karena kurangnya tenaga, atau bukan juga karena kurangnya pengetahuan, tetapi lebih pada kurangnya kemauan. Semoga kata-kata motivasi ini mampu memberikan dorongan semangat baru bagi kehidupan anda.

0 komentar:

Senin, 13 Agustus 2012

Apa sejarah yang bisa kau ukir?

0 komentar
Mati adalah awal kehidupan. Hidup adalah pangkal kematian. Hidup dan mati, datang silih berganti, tidak ada yang kekal abadi. Itulah hukum alam yang hakiki. Oleh sebab itu, jangan takut mati, jangan mencari mati. Selama hidup, lebih baik bersegeralah perbanyak kebaikan, syukuri diri dalam keadaan apapun, dan tahu diri di manapun. Bebas, lepas, tidak terikat dan melekat, cerah ceria, berpikir optimis dan positif setiap saat, insyaallah hidup senang, mati tenang. :-) //////////////////////////////////////// Kisah Nyata... Pagi itu seorang pria menjalani rutinitasnya seperti biasa. Sebagai seseorang yang mempunyai relasi luas dan sibuk, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca kolom pengumuman termasuk juga kolom berita kematian. Tiba-tiba matanya membaca sebuah berita, berita yang sangat mengejutkan dan membuat bulu kuduknya merinding. Ia sedang membaca berita kematiannya sendiri. Pria ini terhenyak, ia lalu bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia masih hidup? Apakah saat ini ia ada di dunia atau di alam baka? Saat ia menyadari bahwa ada sebuah kesalahan dalam berita ini, mungkin karena memiliki nama yang sama, pastilah redaksi koran ini telah melakukan kesalahan. Namun karena rasa penasaran ia pun melanjutkan membaca berita tersebut. Ia ingin tahu apa tanggapan orang mengenai dirinya. Dalam artikel itu ia disebut dengan panggilan 'raja dinamit' telah wafat. Pada bagian lain ia juga disebut sebagai 'partner dewa kematian'. Ia terkejut bukan kepalang, apakah seperti ini dirinya akan dikenang oleh orang-orang? Kejadian ini membuka pikirannya, ia lalu memutuskan bahwa ia tidak ingin dikenang seperti itu. Ia bertekad mulai saat itu juga ia akan berjuang demi kedamaian dan kemanusiaan. Begitulah akhirnya, pria yang bernama Alfred Nobel ini dengan tekadnya ia berusaha hingga pada akhirnya namanya diabadikan dalam hadiah perdamaian--yaitu Nobel Prizes. Bagaimana dengan Anda? Seperti apa Anda ingin dikenang oleh orang-orang yang Anda tinggalkan? Warisan apa yang akan Anda sumbangsihkan demi mashlahat umat banyak? Apakah orang-orang akan mengingat Anda dengan penuh cinta dan rasa hormat? Mari kita bersegera lakukan sebanyak kebaikan, mulai hari ini, detik ini, saat ini juga.

0 komentar: